Disclaimer : Tulisan ini bukan bermaksud menafikan pentingnya adab. Adab tetaplah mahkota yang harus dijunjung tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Namun, catatan ini lebih menekankan bahwa adab tidak mungkin lahir tanpa fondasi ilmu. Dengan kata lain, ilmu dan adab bukanlah dua hal yang harus dipertentangkan, melainkan saling melengkapi. Ilmu menjadi dasar pembentuk adab, dan adab menjadi wujud nyata dari ilmu yang diamalkan.
-----------------
Ungkapan “adab di atas ilmu” sering kali diucapkan untuk menekankan pentingnya akhlak. Namun jika ditelaah lebih dalam, sebenarnya ilmulah yang menjadi fondasi utama bagi terbentuknya adab. Tanpa ilmu, seseorang tidak akan mengetahui mana perilaku yang baik dan buruk, benar atau salah. Adab tidak muncul begitu saja, tetapi hasil dari pemahaman, pendidikan, dan pengetahuan.
ILMU ADALAH DASAR PEMBENTUK ADAB
Adab tidak bisa terbentuk secara otodidak atau naluriah saja. Seorang anak, misalnya, tidak akan tahu bahwa berkata kasar itu tidak sopan, memaki itu kurang ajar, mengganggu orang lain itu dilarang kecuali ia diajarkan dan diberi ilmu. Artinya adab lahir dari ilmu yang ditanamkan.
ILMU MENCIPTAKAN PERADABAN
Bangsa-bangsa besar di dunia menjadi unggul bukan karena hanya menjunjung adab, melainkan karena menguasai ilmu. Perilaku beradab seperti toleransi, empati, dan kerja sama berkembang pesat justru ketika masyarakat memiliki tingkat ilmu yang tinggi.
ADAB TANPA ILMU, BERBAHAYA!!
Seseorang bisa tampak sopan atau rendah hati, tetapi tanpa ilmu ia mudah tersesat dalam keyakinan atau tindakan. Berapa banyak orang baik yang menyebarkan hoax karena ketidaktahuan nya?, berapa banyak pula orang baik fomo tanpa ilmu, padahal bertentangan dengan nilai logis atau moral. Jadi orang baik saja tidak cukup, harus dengan ilmu.
ILMU MELAHIRKAN KESADARAN MORAL
Ketika seseorang berilmu, ia lebih mampu memahami konteks sosial, dampak perilaku, dan nilai-nilai universal. Dari pemahaman inilah lahir adab yang benar, bukan sekadar basa-basi atau kepatuhan buta (taklid buta).
NABI MUHAMMAD DIDIDIK DENGAN ILMU TERLEBIH DAHULU
Dalam Islam, wahyu pertama bukan perintah untuk beradab, tetapi "Iqra” (bacalah), sebuah seruan untuk berilmu. Hal ini menunjukkan bahwa ilmu adalah pintu utama menuju adab dan kesempurnaan akhlak.
---
Mengedepankan adab di atas ilmu dapat menimbulkan kesan bahwa ilmu bisa diabaikan asalkan seseorang tampak santun dan baik. Padahal, ilmu adalah pondasi utama yang melahirkan adab sejati. Maka, seharusnya ilmu didahulukan, agar manusia tahu bagaimana bersikap secara bijak, adil, dan beradab dengan benar. Ya, beradab saja tidak cukup, tapi harus tahu bagaimana cara beradab dengan benar.