SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA

Selasa, 07 Maret 2023

Jika ASN Bukan Takdirmu

Ada sebuah adagium terkenal yang berbunyi "jika memang bukan rezekimu, jangankan makanan yang belum disuap, makanan yang sudah di dalam mulut saja bisa keluar".

Status pekerjaan seseorang  mirip seperti rezeki yang ditakdirkan. Meskipun sudah diupayakan dengan segala daya dan upaya, namun jika takdir tidak menggariskan, maka sulit diwujudkan. 

Cerita ini saya awali dengan rangkaian cerita tentang sejarah seleksi CPNS/CASN. 

Reformasi besar-besaran rekrutmen CPNS (di kemudian hari disebut CASN, karena merujuk UU Nomor 5 Tahun 2014) dimulai pada tahun 2013 dengan terbitnya Permenpan RB No. 35 Tahun 2013. Pada saat itu, Tes Kemampuan Dasar/TKD (dikemudian hari disebut Seleksi Kemampuan Dasar/SKD) walaupun masih dilaksanakan secara hybrid atau campuran, antara Computered Assited test (CAT) dan Lembar Jawaban Komputer (LJK), tapi setidak nya ini menjadi tonggak awal perubahan besar dalam sejarah seleksi CPNS/CASN, dari seleksi yang sebelumnya, sepenuhnya menggunakan LJK. 

Saat itu, oleh Panselnas seleksi di tingkat Kementrian dan Lembaga sudah diwajibkan menggunakan CAT untuk Tes Kemampuan Dasar atau TKD, untuk daerah hanya diwajibkan bagi daerah dengan insfrastruktur yang siap untuk melaksanakan TKD dengan pola CAT. Bagi daerah yang belum siap, masih boleh menggunakan LJK.

2014, reformasi besar itu berlanjut. Seluruh Instansi, Kementrian, Lembaga dan Intansi daerah wajib melaksanakan TKD Dengan menggunakan CAT. Alasannya untuk meminimalisir celah Kecurangan. Selain skor nilai yang bisa dipantau secara real time, proses rekapitulasi penilaian yang sangat cepat, serta proses kelulusan peserta yang bisa diperkirakan langsung dengan mengkomparasi nya dengan nilai peserta lain/rival dalam unit penempatan yang sama. Great work!! Semua orang sekarang bisa menjadi PNS. Tidak ada lagi istilah orang dalam, uang dan kenalan.

Walaupun perbaikan reformasi rekrutmen CASN (PNS dan PPPK) terus dilakukan setiap tahun nya, tapi tetap saja ada bug system yang harus diperbaiki oleh Panselnas, dari mulai server yang selalu down saat pendaftaran, fenomena gugur masal pada pelaksanaan seleksi CPNS 2018 karena tingkat kesulitan soal di atas rata-rata, sampai kemudian insiden terbaru (2021), hacking system oleh oknum panitia daerah, yang belakangan setelah dilakukan audit digital forensik oleh Panselnas, diketahui modus nya adalah remote akses. 

Panselnas terus berbenah, dari mulai menambah kapasitas server yang sering down karena diakses oleh jutaan pelamar CASN setiap tahun nya, melakukan koreksi tingkat kesulitan soal secara menyeluruh, menggunakan face recognition untuk absensi agar menghindari joki, memidanakan oknum yang terlibat kecurangan untuk memberi efek jera, sampai memperbaiki bug system yang dikemudian hari akan semakin sulit untuk dilakukan kecurangan.

Kembali ke takdir. Lulus seleksi CASN lalu menjadi seorang ASN adalah pengabdian, dan itu merupakan hal yang membanggakan, tapi tidak lulus juga bukan hal yang memalukan, hanya takdir yang belum menggariskan. 

Ada cerita unik yang menegaskan bahwa apa yang kita kerjakan hanya pemenuhan ikhtiar dari setiap orang, dan ini jelas membantah paham yang menegasikan (menyangkal) hasil akhir dari setiap usaha manusia adalah takdirnya.

Yang pertama, adik dari mertua saya, atau paman dari istri saya. Kami sama-sama berjuang pada seleksi CPNS 2018, sama-sama lulus SKD dan SKB dengan peringkat pertama. Setelah dilakukan rekap nilai secara mandiri, beliau haqul yakin akan lulus, tapi apa yang terjadi, qadarullah, saat penetapan nama-nama CPNS yang lulus seleksi, beliau tidak termasuk. Ini terjadi karena peserta dengan peringkat kedua merupakan putri daerah atau orang dengan domisili yang sama dengan unit penempatan yang dipilih, misalnya : Kita Tinggal di Kota A, unit kerja yang dipilih atau penempatan juga berada di Kota A. Sesuai PermenPANRB Nomor 36 Tahun 2018, Putra/Putri daerah sesuai dengan domisili penempatan yang dapat menunjukan dokumen kependudukan yang menyatakan ia merupakan Putra/i daerah setempat berhak mendapatkan tambahan 10 poin pada nilai SKB. Walaupun pada tahun berikut nya, aturan afirmasi penambahan nilai 10 poin bagi Putra/i daerah ini dihapus karena dinilai merugikan peserta lain nya. 

Ini tentu mengejutkan bagi paman istri saya, yang saat itu memang agak sedikit miss (terlewat) dengan aturan ini, yang walaupun bagi saya ini bukan hal yang mengagetkan, (karena sudah membaca nya). Yang miris itu, justru profil saingan yang merupakan Putri daerah setempat itu, baru diketahui saat detik-detik terakhir pengumuman penetapan nama-nama peserta yang lulus seleksi CPNS 2018. Semua bersedih, tapi takdir sudah menggariskan.

Cerita kedua, seorang teman/kakak, walaupun tidak mengenalnya secara personal dengan begitu dalam, tapi hubungan dan komunikasi kami cukup baik. Dua kali ikut  seleksi CPNS selalu passing grade, dan dua kali pula beliau dikalahkan oleh peringkat pertama yang merupakan pasangan suami-istri. Ini bukan kebetulan, tapi takdir yang berperan. Seleksi pertama, beliau hanya kalah beberapa poin dari peringkat pertama yang belakangan diketahui istri nya merupakan saingan kedua yang mengalahkan nya dalam seleksi yang sama.

Seleksi ketiga, seluruh formasi guru dialihkan ke PPPK, Panitian Pelaksana sepenuh nya di ambil kemdikbud melalui Dirjen GTK, lagi-lagi beliau lulus passing grade untuk ketiga kalinya. Hanya tinggal menunggu penempatan.

Alih-alih mendapatkan penempatan, teman-teman yang lulus passing grade ( atau disebut dengan P1) Pelamar Prioritas 1 yang sudah mendapatkan penempatan di sistem seleksi justru dibatalkan penempatan nya dengan dengan terbitnya Pengumuman Dirjen GTK Nomor : 1199/B/GT.00.08/2023 Tentang Pembatalan Penempatan Pelamar Prioritas 1 (P1) Pada seleksi Guru ASN-PPPK tahun 2022. Sungguh ini hal yang mengagetkan, sekaligus menyedihkan. 

Dirjen GTK dalam rilisnya menyampaikan, bahwa setelah dilakukan verifikasi kembali dengan adanya sanggahan oleh pelamar Prioritas 1 (P1), berdampak pada perubahan status 3.043 pelamar Prioritas 1 (P1) dari mendapatkan penempatan menjadi tidak mendapat penempatan.

Jelas ini bukan kebetulan, lagi-lagi takdir memainkan peranan. 

Jangan bersedih atas takdir Allah. Ibnu Athaillah dalan kitab Al-hikam mengatakan "jangan sampai tidak terlaksananya apa yang telah Allah janjikan membuat kamu ragu"

Biarlah semua menjadi Rahasia Allah, biarlah tetap ada wilayah misteri yang tak tersentuh dalam pengertian kita. Tidak perlu semua nya harus dirasionalkan dan dicarikan penjelasannya. Ada wilayah yang tidak bisa disibak kecuali dengan ketulusan dan kebeningan hati. Misterinya pun berlapis-lapis. Pada setiap lapisan ada lagi yang tetap tak terjangkau kedalaman maknanya.

Tetap yakinlah, bahwa rezeki tidak akan tertukar, jika engkau tidak tahu alamat rezeki mu, maka rezekimu tahu alamat mu.