SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA

Sabtu, 08 Oktober 2022

KELAHIRAN RASULULLAH SAW DALAM TINJAUAN

Bagaimana kita hendak menjelaskan peristiwa kelahiran Rasulullah Muhammad SAW?. Kita mempunyai banyak cara untuk melakukannya lewat berbagai perspektif. 

Ada perspektif hadis, yang sanadnya harus dijelaskan oleh ahli hadits dan terkadang ada perbedaan pandangan akan status kesahihannya.

Ada cara pandang sejarawan yang mengumpulkan kisah menggunakan sanad. Namun demikian, tidak saja sanadnya tidak sampai ke Rasulullah SAW., tetapi juga sulit diverifikasi dengan kacamata ilmu hadits.

Sampai di sini saja sudah akan ada perbedaan perspektif antara riwayat yang kita temui dalam Shahih Bukhari-Shahih Muslim dengan Sirah Ibnu hisyam.

Ada lagi yang memandang peristiwa kelahiran Rasulullah SAW dari sudut tasawuf. Dengan demikian, penjelasan ilmu makrifat tentang Nur Muhammad tidak bisa sembarangan dijelaskan di kalangan awam, apalagi hanya di panggung ceramah.

Ada lagi yang menjelaskan dengan pendekatan cinta. Maka dari itu, ia akan mengutamakan pendekatan adab, bukan bukti-bukti sejarah atau kesahihan riwayat.

Selain itu semua, ada yang menuliskan peristiwa kelahiran Rasulullah SAW lewat syi'ir puji-pujian. Hal ini jelas berbeda dengan riwayat hadits. Diksi yang dipilih juga sering berupa metafora yang glorifikasi. Tidak bisa dipahami secara harfiah apa adanya. Puji-pujian dalam Barzanji, misalnya, tidak layak dibenturkan dengan Shahih Bulhari. Hal itu dikarenakan bahwa perspektif kedua kitab ini berbeda. Berbeda bukan berarti keliru.

Dengan demikian, kita paham akan perbedaan perspektif yang ada. Saya ingin memberikan contoh : Kalau dalan perspektif syi'ir puji-pujian, seperti dalam Barzanji, kita bisa menerima info bahwa Rasulullah SAW lahir 12 Rabiul awal, tetapi kalau kita buka kitab sejarah, seperti Sirah Nabawiyah karya Ibnu Katsir, misalnya, kita akan terkejut mendapati sekian banyak riwayat sejarah yang berbeda tentang tanggal kelahiran beliau. Ada yang mengatakan tanggal 17 dan ada pula yang berpendapat tanggal 8 Rabiul awal. Ternyata, Ibnu Katsir juga mencatat ada yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW lahir pada 12 Ramadhan. Kalau informasi berbeda ini disampaikan dalam panggung ceramah masyarakat awam, bisa-bisa semua pada heboh. Padahal dalam perspektif sejarah, perbedaan tanggal itu hal yang biasa.

Begitulah perbedaan cara melihat peristiwa kelahiran Rasulullah SAW. Banyak perspektif yang berbeda sesuai dengan pendekatan yang mau kita ambil. Jadi, hendaklah kita tidak terburu-buru mau menyalahkan pihak lain. Apalagi menganggap orang lain salah hanya karena melihat satu peristiwa dengan perspektif yang berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar