SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA

Rabu, 20 Agustus 2014

"MEMBELA IBLIS"

Segala puji bagi Allah Azza wa Jalla, Sholawat serta salam semoga terlimpah kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam, kepada keluarganya, para Sahabatnya Rhodiallahu ‘anhum dan umatnya yang setia hingga hari kiamat kelak.
Sebagaimana Firman Allah Azza wa Jalla dalam Al-Quran Surat Al A’rof : 16
Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,
Maka sesuai janjinya itu setan benar-benar akan melancarkan berbagai cara untuk menggelincirkan orang beriman, salah satu cara mereka adalah dengan mempengaruhi pikiran-pikiran manusia dengan logika dan rasionalistasnya yang seakan itulah kebenaran.
Permainan rasionalitas ini sering saya dapati ketika berdiskusi dengan teman-teman yang hobi filsafat yang segala sesuatunya serba difilosofikan, namun sering kali mereka terjebak dalam logika-logikanya sendiri kemudian menjadikan perdebatan tanpa usai.
Bukan rahasia jika para filsuf ada yang berdebat sampai akhir hayatnya tanpa bertemu pada titik yang bisa dikompromikan, bahkan masalah telur dengan ayam saja diperdebatkan siapa yang lebih dulu.
Ada satu pembahasan yang pernah saya diskusikan dengan mereka yaitu tentang iblis yang menurut mereka, iblis itu makhluk yang paling benar tauhidnya karena tidak mau sujud kepada Adam dan hanya mau bersujud kepada Alloh.
Salah satu contoh tafsir yang insya Allah akan saya jelaskan dalam catatan pendek ini adalah tentang ‘Iblis yang diusir dari Surga Padahal dia tidak bersalah
Benarkah iblis tidak bersalah?
Mari kita bahas, Allah Azza wa Jalla berfirman :
(QS. Al-Baqarah : 34) Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.
Mereka mengatakan bahwa iblis itu tidak sujud karena memang Allah tidak menyuruhnya sujud, lalu kenapa Allah mengusir iblis dari surga? padahal jelas sekali dalam ayat itu dikatakan, ‘…berfirman kepada malaikat…’ iblis tidak disuruh.
Padahal jika kita perhatikan ayat Al-Quran yang lain, Allah berfirman :
(QS. Al A’raaf : 12) Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Menjawab iblis “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.”
Dalam ayat itu jelas sekali ketika Allah bertanya kepada iblis kenapa dia tidak mau sujud, ternyata iblis tidak menjawab ‘Engkau tidak menyuruh kami’, tapi mereka menjawab, “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.”
Ini saja sudah suatu isyarat bahwa iblis pun mengakui jika dirinya itu masuk dalam perintah untuk sujud namun dia merasa enggan dan sombong, jika memang tidak disuruh kenapa iblis tidak membangkang dengan bantahan, “Engkau tidak menyuruh kami Yaa Allah”
Dari ayat tersebut juga kita bisa mengambil suatu pelajaran bahwa, jika seorang yang memang dalam hatinya sudah ada jiwa pembangkang dan dia mengajak kita untuk berdebat tentang hukum Allah, maka tinggalkanlah dia karena pada dasarnya perdebatan itu bukan untuk mencari kebenaran melainkan hanya alasan untuk membangkang.
Sehingga Allah pun ketika iblis mengajak berdebat dengan mengatakan, “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.”
Allah menjawab dengan FirmanNya dalam Quran surat Al A’roof : 13,
Allah berfirman: “Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina.”
Allah tidak meladeni iblis untuk berdebat, padahal jika mau berdebat sangat bisa, coba kita renungkan, apakah benar api lebih baik dari tanah?
Kita ambil satu contoh, jika Allah turunkan hujan dari langit dan mengenai api, maka api itu akan padam. Bandingkan dengan air hujan yang mengenai tanah, itu akan menumbuhkan tanaman dan buah-buahan sebagai sumber kehidupan manusia, jadi apa benar apai lebih baik dari tanah?
Kembali ke pembahasan, lalu kenapa dalam ayat itu Allah hanya berfirman kepada malaikat, apakah iblis termasuk malaikat?
Iblis bukan termasuk dalam golongan malaikat sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu.

Beliau menyatakan: “Iblis tidak pernah menjadi golongan malaikat sekejap matapun sama sekali. Dan dia benar-benar asal-usul jin, sebagaimana Adam adalah asal-usul manusia.”
(Diriwayatkan Ibnu Jarir dalam tafsir surat Al-Kahfi ayat 50, dan dishahihkan oleh Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya)
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada Adam’, maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, lalu ia mendurhakai perintah Rabbnya.” (Al-Kahfi ayat 50)
Juga Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullahu mengatakan:
“Iblis adalah abul jin (bapak para jin).”
(Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hal. 406 dan 793)
Dalam pembahasan ini para ulama menjelaskan bahwa dalam Firman Allah surat Al-Baqoroh : 34, Allah memerintahkan sujud kepada Malaikat tetapi termasuk perintah untuk Jin yang ada saat itu, karena penyebutan terhadap sesuatu yang lebih utama (malaikat) itu berarti perintah juga untuk sesuatu yang ada dibawah malaikat, yaitu para jin (secara terminologi, iblis itu berarti makhluk yang terusir).
Jika saya ibaratkan, malaikat adalah pimpinannya, jadi jika pimpinannya sujud maka anak buahnya harus sujud juga.
Kesimpulannya adalah Iblis saja mengakui bahwa dirinya diperintah untuk bersujud. Penyebutan perintah terhadap malaikat termasuk juga perintah untuk iblis, tetapi bukan berarti iblis termasuk golongan malaikat.
Pada hakikatnya menjalankan perintah Allah adalah suatu kebaikan walaupun dari tinjauan kita mungkin itu suatu yang tidak baik (menyuruh sujud kepada selain-Nya), tapi bukankah Allah juga pernah memerintahkan Nabi Ibrohim untuk menyembelih anak tersayangnya?
Itulah hakikat ketaatan, jangan diukur dengan logika sederhana kita.
Wallahu ta'ala a’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar