SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA

Rabu, 20 Agustus 2014

"PENYEMBELIHAN" AYAH RASUL

"Aku adalah putra dua manusia yang nyaris disembelih," demikian Nabi saw. bersabda. Yang dimaksud dengan dua manusia itu adalah Nabi Ismā'īl as. yang nyaris disembelih oleh Nabi Ibrāhīm as. dan 'Abdullāh, ayah beliau sendiri, yang nyaris disembelih oleh 'Abd al-Muththalib, kakek beliau.

Oleh para ulama, hadits di atas masih diperselisihkan keshahihannya. Namun, ia memiliki memiliki kandungan yang sebangun dengan riwayat-riwayat lain yang menceritakan tentang rencana penyembelihan 'Abdullāh oleh 'Abd al-Muththalib. Banyaknya riwayat yang berkaitan dengan hal ini membuat ia tidak selayaknya ditolak begitu saja.

Kisah ini diawali oleh nazar 'abd al-Muththalib. "Demi Allah, jika aku dianugerahi Allah sepuluh orang anak lelaki, niscaya aku akan mempersembahkan salah seorang dari mereka ke Ka'bah," nazarnya, suatu saat. Kelahiran 'Abdullāh, ayah Nabi saw., benar-benar menggenapkan putra lelaki 'Abd al-Muththalib menjadi sepuluh. Maka, sebagai seorang tokoh Mekkah yang religius, disiplin, dan teguh memegang komitmen, serta setelah semua anaknya itu dewasa, iapun bermaksud menunaikan nazarnya.

Hasil undian yang ia lakukan untuk menetapkan siapa di antara anaknya yang akan disembelih selalu menunjuk ke 'Abdullāh. Maka, 'Abd al-Muththalib pun berketetapan hati untuk mempersembahkan 'Abdullāh. Namun, saat pisau untuk menyembelih telah digenggam dan 'Abdullāh telah digandeng, masyarakat Mekkah mencegahnya. Mereka membujuk 'Abd al-Muththalib agar ia meminta petunjuk terlebih dahulu dari seorang kâhin (peramal atau orang pintar) di Khaibar.

Di kalangan masyarakat Jahiliyyah, peran seorang kâhin (peramal atau orang pintar) memang sangatlah penting. Karenanya, 'Abd al-Muththalib menyetujui usul orang-orang Mekkah itu. Ia pun berangkat ke Khaibar, menemui seorang kāhir terkenal yang tinggal di sana.

"Undilah sang anak dengan sepuluh ekor unta. Jangan pernah berhenti menambah setiap kali undiannya dengan sepuluh ekor lainnya sampai undian memilih unta!," demikian kâhin di Khaibar itu memberinya petunjuk.

'Abd al-Muthallib melaksanakan petunjuk itu. 'Abdulah diundi kembali dengam sepuluh ekor unta. Setiap kali hasil undian menunjuk ke 'Abdullah, undian diulang kembali dengan menambahkan lagi sepuluh ekor unta. Demikian hal itu dilakukan hingga undian yang ke sepuluh. Dengan kata lain, 'Abd al-Muththalib harus mengganti 'Abdullāh dengan seratus ekor unta agar ia terbebas dari nazarnya. Karena masih belum puas, undian setelah yang kesepuluh masih diulangnya kembali dengan hasil yang sama.

Sekali lagi, riwayat tentang rencana penyembelihan 'Abdullāh adalah riwayat yang sangat banyak dan populer. Karena itu, kisah ini tidak dapat ditolak begitu saja. Namun, kepergian 'Abd al-Muththalib ke Khaibar untuk menemui seorang kâhin masih perlu diteliti lebih jauh karena ia dapat dinilai sebagai sesuatu yang terlalu merendahkan masyarakat Mekkah. Di Mekkah, seolah-olah, tidak ada orang pintar atau, jikapun ada, mutu kepintarannya lebih rendah.

-------------------
Membaca Ulang Sirah Nabi saw. tentang "Penyembelihan 'Abdullāh Ibn 'Abd al-Muththalib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar